Sabtu, 09 Januari 2016

Softskill ke-1




BAB 1
TEORI ORGANISAI UMUM 2


1.     Permintaan Dan Penawaran
Teori penawaran dan permintaan (bahasa Inggris: supply and demand) dalam ilmu ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
Pengartian permintaan adalah Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran :
  • Harga barang itu sendiri.
  • Harga sumber produksi.
  • Tingkat produksi.
  • Ekspektasi/perkiraan.
Pengertian penawaran adalah Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :
  • Harga barang itu sendiri.
  • Harga barang lain yang berkaitan.
  • Tingkat pendapatan.
  • Selera konsumen.
  • Ekspektasi/perkiraan.

2.     Hukum Permintaan & Penawaran
Hukum Permintaan (Law of Demand) berbunyi:
Jika Harga (P) naik maka jumlah permintaan akan berkurang dan jika harga (P) turun maka jumlah permintaan akan meningkat. Hukum permintaan tersebut akan berlaku apabila faktor-faktor yang mempengaruhinya tetap, seperti, Pendapatan masyarakat, selera, dll. Dalam ilmu ekonomi keadaan tetap tersebut dinamakan Cateris Paribus.
Hukum Penawaran (Law of Supply) berbunyi:
Jika harga (P) naik maka jumlah penawaran (Q) akan naik dan jika harga (P) turun maka jumlah penawaran (Q) akan turun. Hukum penawaran tersebut akan berlaku jika faktor-faktor yang mempengaruhinya bersifat Cateris Paribus. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah Biaya Produksi, Munculnya produsen baru, harga sumber-sumber produksi, Teknologi Produksi dan harapan atau ekspektasi Produsen.
3.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran|
Permintaan dan Penawaran memiliki hal-hal yang mempengaruhi terjadinya dan berlangsungnya permintaan dan penarawan, hal tersebut yang akan kita bahas yakni Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran. Permintaan adalah jumlah barang atau jasa tertentu yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu dan pada situasi tertentu. Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang akan diual (ditawarkan) pada tingkat harga dan situasi tertentu.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan 
  • Selera. dengan berubahnya selera konsumen atas suatu barang atau jasa tertentu, maka tentu saja jumlah permintaan atas barang atau jasa itu pun berubah.
  • Perubahan Pendapatan. Apabila pendapatan masyarakat bertambah, maka tentu akan terjadi perubahan pola permintaan di pasar. Misalnya kenaikan gaji pegawai negeri dan karyawan swasta sudah pasti akan meningkatkan pendapatan pegawai negeri dan karyawan yang bersangkutan.
  • Perubahan Jumlah Penduduk. Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran.
  • Harapan atau Ekspektasi. Harapan atau ekspektasi konsumen merupakan perkiraan yang ia tetapkan di kemudian hari atas pendapatan yang ia terima.
  • Harga Barang Lain yang Berhubungan, baik Barang Subsitusi maupun Barang Komplementer. Dengan meningkatnya harga barang subtitusi, permintaan suatu barang tertentu akan meningkat, dan sebaliknya jika barang subtitusi menurun, maka permintaan akan barang itu menurun.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
  • Teknologi Produksi. Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan berproduksi perusahaan itu.
  • Munculnya Produsen Baru. Munculnya produsen baru di pasaran akan menambah jumlah barang yang dijual dan ditawarkan.
  • Harga Sumber-Sumber Produksi. Naik turunnya harga sumber-sumber produksi akan mengakibatkan naik dan turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi penawaran suatu jenis barang.
  • Harapan atau ekspektasi produsen. Apabia produsen memperkirakan adanya peningkatan harga barang atau jasa, penurunan harga sumber-sumber produksi, juga mengalami peningkatan pendapatan konsumen, maka dari produsen itu akan semakin meningkatkan besarnya penawaran kepada konsumen.


4.     Penentuan Harga Keseimbangan
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Matematik
Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
CONTOH :
Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq
Persamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 Pq
Syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau
Qd = Qs.
1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 Pq
1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq
1.600 = 0,002 Pq
Pq = 800.000 ( harga keseimbangan / harga pasar).
Penentuan Harga Keseimbangan (Eqilibrium Price). Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga



5.     Pendekatan Perilaku Konsumen

         Masing - masing konsumen merupakan pribadi yang unik . Konsumen yang satu dengan yang lainya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan nya. Namun, dalam perbedaan - perbedaan yang unik itu ada suatu persamaan, yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasaanya dalam mengonsumsi suatu barang. Ada 2 macam pendekatan didalam teori perilaku konsumen yaitu Pendekatan Kardinal dan Pendekatan Ordinal .

1.       Pendekatan Kardinal disebut juga dengan pendekatan marginal itulity. Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti uang, jumlah atau buah. Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasaan konsumen. Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan kepuasaanya dengan pendapatan yang lebih. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumi.

2.       Pendekatan Ordinal disamping pendekatan kardinal , dalam hal konsumsi kita juga mengenal pendekatan ordinal . Pendekatan Ordinal digunakan karena pendekatan kardinal memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena pendekatan kardinal bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marjinal, sebagian besar ekonomi saat ini menolak pendekatan kardinal yang hanya membahas konsumsi barang-barang sederhana seperti es krim / kopi. Mereka memperkenalkan pendekatak ordinal yang lebih memberi penekanan bahwa " barang A lebih saya sukai daripada barang si B". Pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsi.
Persamaan Kardinal dan Ordinal :
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).

Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama.

6.     Konsep Elastisitas

      Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro :

1. Elastisitas harga permintaan (Ed)
2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
3. Elastisitas silang (Ec)
4. Elastisitas pendapatan (Ey)

Berikut ini penjelasannya :

1. Elastisitas harga permintaan (Ed)
Digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta\akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri. Macam-macam Elastisitas Permintaan :



E > 1 : Elastis
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar. Contoh : barang mewah.
E <> In Elastis
Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan. E <> artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh : permintaan terhadap beras.
E = 1 : Unitary
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga.
E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh: barang-barang elektronik.
E = 0 : In Elastis Sempurna
Permintaan in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit.
E = ~ : Elastis Sempurna
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.

Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

1. Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang lain.
2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
3. Jangka waktu analisa.
4. Jenis barang.

Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas : Ed= ((Q2 – Q1)/ Q1) / ((P2 – P1)/P1)
Ed=(ΔQ/Q) / ( ΔP/P).

2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka yang disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity Supply).Macam-macam Elastisitas Penawaran :

Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1. In Elastis Sempurna (E = 0)

Penawaran in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah penawaran.

2. In Elastis (E < e =" 1)"> 1)

Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.

3. Elastis Sempurna (E = ~)

Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X pada umumnya.

Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas : Es = ((Q2 – Q1) / ½ (Q2+Q1)) / ((P2 – P1) / ½ (P2 + P1))
Es = (∆Q / ½ (Q1+Q2)) / (∆P / ½ (P1+P2)).

3. Elastisitas silang (Ec)
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.

Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas : Ec=(( QX2 – QX1 ) / ½ (QX1 + QX2)) / ((PY2 - PY1) / ½ (PY1 + PY2))
Ec= (∆ QX / ½ (QX1 + QX2)) / (∆ PY / ½ (PY1 + PY2)).

4. Elastisitas pendapatan (Ey)
Untuk mengukur perubahan jumlah barang yang diminta akibat dari adanya perubahan pendapatan dalam rumus dituliskan sebagai berikut : Ey= ((Q2 – Q1) / ½ (Q1 + Q2)) / ((I2 - I1)/ ½ (I1+ I2))Ey= (∆ Q / ½ (Q1 + Q2)) / (∆ I / ½ (I1 +I2)).


Daftar Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar